Sabtu, 27 Agustus 2011

Arise and Shine

Ayat bacaan: Yesaya 60:1
=======================
"Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu."

bersinarAda orang yang senang tampil di depan dan diperhatikan banyak orang, ada yang lebih suka berada di belakang layar tidak ingin terekspos. Dalam kadar yang normal keduanya tidaklah buruk. Ada kalanya kita butuh orang-orang yang bisa membuat suasana menjadi lebih ceria dengan keberadaan mereka, ada kalanya pula kita butuh pekerja-pekerja keras yang lebih menikmati pekerjaannya tanpa harus terlihat di permukaan. Dalam kadar yang lebih dari normal, keduanya bisa menjadi negatif. Orang yang ingin eksis secara berlebihan bisa tampil over, menyombongkan diri atau bahkan merasa harus menjelekkan orang lain agar mereka terlihat hebat. Sebaliknya orang yang menutup diri secara berlebihan sulit dalam bergaul dan cenderung gagal melihat potensi diri mereka sebenarnya.Saya mengenal beberapa orang yang punya potensi luar biasa untuk sukses namun mereka bagaikan tertutupi kabut tebal, atau mungkin lebih tepat jika saya katakan diikat oleh kabut tebal akibat rasa rendah diri berlebihan ini sehingga tidak kunjung tampil "bersinar" seperti seharusnya. Burukkah untuk bersinar? Sampai batas tertentu itu tidak buruk, karena Tuhan sendiri tidak menginginkan kita menjadi orang-orang yang tidak berbuah apapun selama hidup di dunia ini. Tetapi ketika kita mempergunakan "sinar cemerlang" yang terpancar dari diri kita untuk kepentingan atau kepuasan diri sendiri, maka hal itu menjadi tidak lagi baik.

Perhatikanlah ayat berikut ini: "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu." (Yesaya 60:1). Ini adalah seruan yang sesungguhnya penting untuk kita cermati, dan ini membuktikan bahwa setiap orang percaya sesungguhnya diminta untuk bangkit, dan menjadi terang dengan turunnya atau terbitnya kemuliaan Tuhan dalam diri kita. Perhatikan pula ayat-ayat berikut: "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:14-16). Kita diminta untuk menjadi terang. Terang tidak akan berfungsi maksimal bila diletakkan di bawah gantang atau dalam keadaan tertutup. Kita harus bersinar keluar, memancarkan sinar terang kemuliaan Tuhan kepada dunia, dan pakailah itu bukan untuk popularitas atau menonjolkan kehebatan diri sendiri melainkan untuk memuliakan Bapa di sorga. Ayat-ayat ini jelas menyebutkan bahwa kita tidak diminta untuk menutup diri, menghalangi sinar kemuliaan Allah yang sudah turun atas kita, melainkan tampil bersinar membawa terang demi kemuliaanNya. Arise and shine. Arise from the depression and prostration in which circumstances have kept you, and shine, be radiant with the glory of the Lord.
Mengapa harus bangkit? Karena seringkali kita gagal bersinar akibat berbagai pengalaman buruk di masa lalu atau rangkaian kegagalan yang pernah menimpa kita. Bisa jadi kita merasa tidak memiliki fisik yang sempurna, ada bekas-bekas cacat, merasa kurang cantik atau kurang pintar dibandingkan orang lain, merasa tidak memiliki aksesoris atau gadget-gadget yang dianggap gaul dan sebagainya. Mungkin juga kita dari kecil sering dibandingkan dengan kakak atau adik sendiri oleh orang tua sehingga rasa percaya diri kita menjadi rendah sejak kecil. Mendapat intimidasi dari saudara, teman atau orang lain, atau pernah mengalami hal-hal traumatis, ini pun bisa menjadi sebab orang menutup dirinya, tidak lagi mampu melihat potensinya apalagi mempergunakannya, dan akibatnya menjadi gagal bersinar. Karena itulah Firman Tuhan berkata dengan sangat jelas agar kita mampu melepaskan diri dari segala belenggu yang menghalangi kita untuk bersinar. Bangkitlah, dan menjadi teranglah. Arise, and shine.

Di mata orang lain mungkin kita dianggap tidak cukup baik untuk sukses. Mungkin kita pernah atau bahkan sering mendapat intimidasi dari orang lain, baik ketika masih kecil atau sampai sekarang. Tapi di mata Tuhan, siapapun kita, sesungguhnya kita tidak pernah dianggap kurang layak untuk bisa bersinar. Di mata Tuhan justru kita sangat berharga. Begitu berharga, sehingga Dia rela mengorbankan AnakNya yang tunggal untuk menggantikan kita semua di atas kayu salib. Secara tegas Firman Tuhan menyatakan hal ini: "Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau..." (Yesaya 43:4a). Berharga dan mulia, dan dikasihi. Itu artinya jelas, siapapun kita, seperti apapun keadaan kita, Tuhan menganggap kita begitu berharga bahkan dikatakan mulia. Secara spesifik Tuhan bahkan menginginkan kita seperti ini: "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya." (Ulangan 28:13-14). Perhatikan apa yang diinginkan Tuhan, dan perhatikan pula bagaimana syaratnya. Ini menjadi gambaran agar kita tidak kehilangan "image" atau gambar diri yang telah dipersiapkan Tuhan bagi kita, seperti rencanaNya atas masing-masing kita yang sudah Dia reka dalam blueprintNya jauh sebelum kita diciptakan.

Perbaiki dan pulihkanlah gambar diri yang mungkin sudah terlanjur rusak itu. Bangkitlah, dan menjadi teranglah. Arise and shine! Kita tidak diminta untuk menjadi pribadi-pribadi gelap yang terkungkung di dalam kerendah-dirian atau ketidakpercayaan diri, tetapi diminta untuk bisa menjadi terang yang mampu menyinari orang lain di muka bumi ini. Kita diminta menjadi orang-orang yang mampu memancarkan sinar terang kemuliaan Tuhan kepada orang lain, dan untuk itu Tuhan sudah membekali kita masing-masing dengan talenta-talenta istimewa. Jangan lupa pula untuk mempergunakan itu bukan untuk kepentingan atau kebanggaan diri sendiri, melainkan untuk memuliakan Tuhan. Tidak ada satupun alasan yang bisa menghalangi kita untuk tampil bersinar. Tidak ada gelap yang mampu melawan terang. Apapun kata orang, apapun kata ketidakyakinan diri anda, apapun kekurangan yang anda pikir buruk dari diri anda, anda tetaplah berharga dan mulia di mata Tuhan. Jika demikian, ubahlah cara pandang anda akan diri sendiri, bangkitlah dan menjadi teranglah.

Biarkan terang dalam diri kita bercahaya dimana kemuliaan Tuhan dinyatakan didalamnya

Kamis, 25 Agustus 2011

Biji Mata Tuhan

Ayat bacaan: Ulangan 32:10
=====================
"Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya."

biji mata TuhanMata adalah salah satu indra yang punya fungsi sangat penting. Tanpa mata kita tidak akan bisa melihat apapun. Keragaman, keindahan warna-warni dunia, segala ciptaan Tuhan yang semuanya merupakan karya seni tak tertandingi akan luput dari penglihatan kita tanpa adanya sepasang mata. Mata pun merupakan salah satu objek keindahan tersendiri yang sering kita kagumi. Tidakkah anda pernah terpesona melihat mata yang indah milik seseorang? Contact lense dengan warna-warna menarik pun tersedia di mana-mana untuk mempercantik mata. Tidak hanya pada bola mata saja, tetapi wanita pun suka memoles area sekitar mata mereka dengan berbagai warna, baik pada kelopak, bulu mata dan alis. Agar tidak silau orang pun melindungi matanya dengan kaca mata hitam. Kalau anda bekerja sebagai pengelas, anda pun harus melindungi mata anda dari percikan api las dalam bekerja. Ini semua menggambarkan betapa berharga dan pentingnya mata bagi kita.

Jika bagi kita seperti itu, demikian pula bagi Tuhan. Dan jika mata itu penting bagi Tuhan, betapa indahnya ketika Tuhan menganggap kita bagai biji mataNya. Dia akan senantiasa melindungi dan mengawasi kita seperti menjaga biji mataNya sendiri. Beberapa kali Firman Tuhan berbicara akan hal ini. "Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya." (Ulangan 32:10). Ini bunyi nyanyian Musa yang ternyata cukup penting, karena kelak pada kitab Wahyu nyanyian ini kembali disebutkan. "Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!" (Wahyu 15:3). Pada akhir jaman nanti, mereka yang menang atas binatang dan patungnya dan orang-orang yang ditandai dengan angka (bilangan) akan menyanyikan kembali nyanyian Musa, bersama-sama dengan nyanyian Anak Domba dengan diiringi kecapi Allah. (ay 2). Bukankah itu luar biasa? Artinya pernyataan kita sebagai biji matanya Tuhan akan terus ada hingga akhir jaman.

Betapa indahnya mengetahui bahwa kita yang tidak ada apa-apanya dan selalu berbuat dosa setiap hari ternyata begitu penting bagi Tuhan, sehingga kita disebut sebagai biji mataNya. Adakah orang yang akan dengan sengaja merusak matanya sendiri? Tentu tidak. Jika kita merusak mata kita sendiri, sama artinya dengan merusak diri kita sendiri. Tidak ada bagian tubuh kita yang tidak berguna, Tuhan telah melengkapi kita secara luar biasa, termasuk di dalamnya mata, salah satu organ tubuh yang sangat penting agar kita dapat melihat. Semua keindahan alam beserta keragamannya, jutaan budaya berbeda-beda, warna-warni nya dunia, kita melihat kebesaran Tuhan lewat ciptaan-ciptaanNya yang luar biasa, semua bisa kita nikmati lewat mata. Kita membaca betapa Daud menyadari betul keindahan ciptaan Tuhan yang menunjukkan kebesaranNya dalam Mazmur 104:1-35. Lihatlah salah satu petikan dari perikop itu. "Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu." (Mazmur 104:24). Mata merupakan salah satu organ terpenting yang memampukan kita untuk menikmati itu semua. Tanpa mata akan sulit bagi kita untuk melihat keindahan ciptaan Tuhan. Maka, jika Tuhan menganggap kita sebagai biji mataNya, tentulah itu sebuah pernyataan penting dari Tuhan akan betapa pentingnya kita bagi Dia.

Ketika Daud dikejar-kejar musuh, Daud pun mengaitkannya dengan biji mata ini dalam menantikan perlindungan Tuhan. "Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu, terhadap orang-orang fasik yang menggagahi aku, terhadap musuh nyawaku yang mengepung aku." (Mazmur 17:9). Lalu marilah kita lihat bagaimana bunyi Firman Tuhan yang memberi jaminan pemeliharaan atas hidup kita. "Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, yang dalam kemuliaan-Nya telah mengutus aku, mengenai bangsa-bangsa yang telah menjarah kamu--sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya" (Zakharia 2:8). Lihatlah ayat tersebut. Barang siapa menjamah kita anak-anakNya itu sama artinya dengan menjamah biji mataNya. Bagi mereka-mereka ini, demikian kata Tuhan: "Sesungguhnya Aku akan menggerakkan tangan-Ku terhadap mereka, dan mereka akan menjadi jarahan bagi orang-orang yang tadinya takluk kepada mereka. Maka kamu akan mengetahui bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku." (ay 9). Sebuah jaminan perlindungan luar biasa sudah dinyatakan Tuhan sendiri atas kita, dengan menyatakan bahwa kita itu begitu penting seperti biji mataNya sendiri.

Jika Tuhan sudah menjanjikan sebuah jaminan pemeliharaan yang sama pentingnya seperti melindungi biji mataNya sendiri, maka itu artinya kita tidak perlu khawatir, tidak perlu ragu, tidak perlu takut dalam menatap hari depan. Meskipun itu semua belum bisa kita lihat, meski mungkin hari ini kita masih berhadapan dengan ketidakpastian atau bahkan jika himpitan problema kehidupan masih terus mendera kita, jangan khawatir, karena biar bagaimanapun Tuhan sudah menyatakan bahwa kita merupakan biji mataNya sampai kapanpun. Begitu berharganya kita di mata Tuhan, Dia akan senantiasa ada bersama kita, mengawasi dan melindungi kita dari segala hal agar bisa mendapat hidup yang aman lengkap dengan segala kelimpahannya. Apapun yang kita hadapi hari ini, yakinlah bahwa kita akan selalu menjadi biji mata Tuhan sampai kapanpun. Praise the Lord for that!

Kita berharga di mata Tuhan seperti biji mataNya sendiri

Rabu, 24 Agustus 2011

MIMPI YUSUF

”Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya” (Kejadian 37:5)

        Hanya gara-gara menceritakan mimpi, Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya. Kelihatannya sangat lucu, wong hanya mimpi saja kok dibenci. Tentunya ada sesuatu yang lain dengan mimpi Yusuf.
        Pertama, mimpi Yusuf punya kekuatan untuk mengubah Yusuf dari anak manja menjadi seorang pemberani yang tidak takut menghadapi segala situasi dan keadaan buruk.
        Kedua, mimpi Yusuf punya kekuatan untuk mengubah sekitarnya. Semula orang-orang sekitar Yusuf tenang-tenang saja, tetapi sejak Yusuf menceritakan mimpinya itu mereka berubah menjadi memusuhinya.
        Ini membuktikan mimpi yang diterimanya bukan berasal darinya sendirinya tetapi dari Tuhan. Mimpi itu berasal dari Allah sendiri. Allah telah memasukki dunia mimpinya Yusuf. Sebab Allah punya rencana besar bagi Yusuf.
        Mimpi itu bukan hasil rekayasa Yusuf. Bila mimpi itu hasil dari rekayasa Yusuf apakah mungkin mimpi itu menjadi kenyataan bila melihat keadaan Yusuf pada waktu itu? Mimpi itu juga bukan keinginan Yusuf. Bila mimpi itu berasal dari keinginan atau ambisi Yusuf  pribadi, saya yakin Yusuf tidak akan tahan menghadapi tantangan. Dan bila mimpinya adalah hasil rekayasa Yusuf sendiri maka dia tidak akan mengalami kesulitan untuk mewujudkannya karena dia punya sarana-sarana untuk mewujudkan mimpinya.
        Pertanyaannya di mana letak kekuatan mimpinya itu? Letak kekuatan mimpi Yusuf ada pada maknanya. Apa maknanya? Yusuf menjadi raja. ”Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: ”Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?” Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu”  (ayat 8).
        Demikian juga bila Anda mendapatkan mimpi atau visi dari Tuhan, maka bersiaplah Anda untuk menjadi seorang yang pemberani. Mimpi Anda akan memotivasi Anda untuk bergerak maju sekalipun orang lain takut untuk melakukannya. Tetapi tidak bagi Anda yang punya mimpi besar dari Allah sendiri.